Mau baca cerita tentang Kambing yang terdampar di Australia? Buku komik ini adalah bacaan yang tepat.
Awalnya, aku sama sekali gak tertarik dengan buku ini, karena ku pikir buku ini adalah sebuah teenlit, aku sama sekali gak tertarik sama teenlit. Menurutku, (once more: menurutku!) teenlit hanyalah kisah ‘kosong’ yang Cuma bikin aku ngeluarin duit percuma, gak memacu adrenalin, dll. Pokoknya I don’t like teenlit. Jadi karena kupikir buku ini hanyalah satu dari sekian banyak teenlit, maka kulewati saja lah rak yang nempel di tiang penyangga dekat kasir tempat buku ini dipajang.
Setelah aku selesai berbelanja, dan menuju kasir untuk membayar belanjaanku, aku lihat buku ini lagi. “KambingJantan, sebuah KOMIK pelajar bodoh.” Buku terbitan gagasmedia.
KOMIK? Hm.. sepertinya menarik. Komik seperti apakah gerangan? (*halah*)
Dan aku balik buku itu. Ternyata ada cuplikan cerita di sampul belakangnya. Dan ternyata, cuplikan itu lucu sekali. (^0^)
Segera aku cari buku sampelnya. (FYI, kalau sebuah buku gak ada buku sampelnya, sudah pasti aku gak bakal jadi beli tuh buku. *hehe*)
Ternyata ada buku sampelnya. (^_^)
Terus, aku buka halaman ‘Kata Pengantar’, atau pengantar penulis atau apapun yang bisa ngasih tahu aku, apa yang ada di pikiran penulis waktu nulis buku ini.
FYI lagi, menurutku buku yang layak dibaca tuh adalah buku yang pengantarnya bisa meyakinkan calon pembaca bahwa buku ini khusus dibuat untuk para pembaca (bukan egoisme penulis) dan buku ini layak dibaca.
Makanya, untuk buku ini pun, aku baca pengantarnya. Ternyata pengantarnya pun menarik, loh. (^_^)
Aku pun lanjut baca prolognya. Dan aku tertegun. (@_@)
Buku komik ini bercerita tentag kisah hidup Raditya Dika selama berada di Adelaide, Australia. Dan diilutrasikan oleh Dio Rudiman.
Pada bagian prolog saja, aku sudah merasa seperti Dika sendiri yang berbicara di depanku. Saking bagusnya gambar Dio dan alur cerita Dika.
Yah, seperti ini lah kira-kira :
Dika:”Hai, Yep, nama gue Raditya Dika, biasa dipanggil Dika, Radith atau Kambing. Gue cukup terkenal.”
Yeptirani:”Hai, Dika, salam kenal.”
Yah seperti itulah kira-kira (*hehe*)
Dalam buku ini, aku bisa ngikutin autobiografinya Dika tanpa ngerasa bosan sama sekali. Padahal aku paling gak suka sebuah autobiografi. Dika bisa nyeritain pengalaman yang biasa seperti ditaksir cewek (kebetulan dari Korea), nyomblangin temennya yang dari Arab dengan cewek bule beranak satu, dan ngadepin ibu kos (buat Dika, manajer apartment) yang galak, jadi seru. Bayangin aja! Berapa sih dari kita yang pernah ngalamin ngadepin ibu kos yang galak? Emangnya cuma Dika? Nggak kan? Tapi Dika sudah mengemasnya dengan bagus sehingga jadi seru. (^_^)
Bantuan tangan Dio juga lebih membuat buku ini hidup. Gara-gara Dio, aku bisa ngebayangin seperti apa model rambut F4 Dika sampe-sampe disamain dengan anjing (*huahaha*), dan juga sepanjang apa bulu ketek cewek Korea yang badannya bau daging mentah ini. (*keren Dio!*)
Buku ini komik bersambung. Dan aku bener-bener nungguin buku 2 nya.
"Apakah Dika akan berbaikan dengan Momo?"
"Apakah Sharon benar-benar wanita?"
"Apakah suara Dika beneran mirip anak babi?"
Wa.. gak sabar pingin tahu nih..... (^_^)
Aku seneng banget. Komik seperti inilah yang dibutuhkan Indonesia. Jadi,komik Indonesia gak cuma silat doank.
Buku komik ini bisa kamu dapetin di toko buku terdekat. Buruan baca.. gak rugi kok.. (^_~)
Full Article [...]
Summed Article [...]
